a. Teori Kontraksi (Contraction
Theory)
· Teori ini
dikemukakan kali pertama oleh Descrates (1596–1650).
· Ia menyatakan
bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses
pendinginan sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung,
lembah, dan dataran.
· Teori Kontraksi
didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya
berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses pendinginan
pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut
membentuk pegunungan dan lembah-lembah.
b. Teori Pengapungan Benua (Continental
Drift Theory)
· Teori pengapungan
benua dikemukakan oleh Alfred Wegener pada 1912.
· Ia menyatakan bahwa
pada awalnya di bumi hanya ada satu benua maha besar disebut Pangea. Menurutnya
benua tersebut kemudian terpecah-pecah dan terus mengalami perubahan melalui
pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentripugal, mengakibatkan pecahan
benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung oleh
bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat dengan Amerika
Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah
tersebut.
c. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana
Theory)
· Teori ini menyatakan
bahwa pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yang sangat besar, yaitu
Laurasia di sekitar kutub utara dan Gondwana di sekitar kutub selatan bumi.
Kedua benua tersebut kemudian bergerak perlahan ke arah equator bumi sehingga
pada akhirnya terpecah-pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil. Laurasia
terpecah menjadi Asia, Eropa, dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah
menjadi Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.
· Teori
Laurasia-Gondwana kali pertama dikemukakan oleh Edward Zuess pada 1884.
d. Teori Konveksi (Convection Theory)
· Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh
Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut oleh Robert
Diesz, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan
berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada di
atasnya. Ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke
permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut
akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan
menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
· Bukti dari adanya kebenaran Teori
Konveksi yaitu terdapatnya mid oceanic ridge, seperti mid Atlantic Ridge, dan
Pasific-Atlantic Ridge di permukaan bumi.
· Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur
dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur
batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic
ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan
di bawah kulit bumi.
Teori Lempeng
Tektonik (Tectonic Plate Theory)
· Teori Lempeng
Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson.
· Berdasarkan Teori
Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada
di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik
pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang
terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik
kulit bumi.
· Teori lempeng
tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan
geologi dari Jerman dalam buku The Origin of Continents an Oceans (1915),
mengemukakan bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di
atas massa yang relatif lembek (continental drift). Selain itu,
berdasarkan hasil pengamatannya beberapa bagian benua terdapat kesamaan bentuk
pantai antara benua satu dengan lainnya. Ia juga mendapati kesamaan geologi dan
kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang.
· Inti dari teori
lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan
besar yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih
cair. Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan waktu hampir
setengah abad dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga kini teori ini telah
berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami,
dan meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan
samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser.
· Berdasarkan arahnya,
gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut:
· yaitu gerakan saling
bertumbukan antarlempeng tektonik.
· Tumbukan
antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua,
atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra.
· Pada bidang batas pertemuan akan terjadi palung
laut atau lipatan.
· Zona atau tempat
terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut zona
konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia
yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan merupakan
pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest. Contoh
lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya
jalur Pegunungan Alpen.
· Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua
dan lempeng dasar samudra, disebut zona subduksi (subduction
zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar
Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes .
· Di wilayah ini umumnya rawan terhadap gempa
bumi dan banyak ditemui gunung api
b) Divergen
· Divergen yaitu
gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling menjauh
antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan.
· Zona berupa jalur
tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik disebut zona divergen (zona
sebar pisah).
· Lempeng bergerak
saling menjauh ( berlawanan ).
· Pada batas
pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang baru karena naiknya materi dari lapisan
mantel ( magma ) ke permukaan bumi dan membeku sehingga
membentuk punggung laut.
c) Sesar Mendatar (Transform),
· yaitu gerakan saling
bergesekan (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya gesekan
antara lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang
mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang
sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai
Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat
bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar (zona
transform).
· Terjadi pergeseran
dua lempeng dengan arah yang berlawanan
· Pergersaran tidak
menimbulkan penghilang atau pemunculan kerak bumi, tetapi akan terjadi
patahan ( sesar )
· Gerakan ini akan
menimbulkan terjadi gempa tektonik
Struktur Bumi
Suess dan
Wiechert mengadakan pembagian perlapisan bagian dalam Bumi sebagai berikut.
a) Kerak Bumi (Crust)
· Bagian ini
memiliki ketebalan 30–70 km, terdiri atas batuan-batuan basa dan masam yang
memiliki berat jenis kira-kira 2,7 gram/cm3.
· Bagian atas dan
bagian tengah kerak Bumi disebut lapisan sial karena sebagian besar terdiri
atas zat-zat silisium dan aluminium, sedangkan bagian bawah disebut sima karena
sebagian besar terdiri atas zat-zat silisium dan magnesium.
· Kerak Bumi
dibagi menjadi dua, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Kerak benua memiliki
ketebalan lebih besar dibandingkan dengan kerak samudra.
b) Selubung Bumi (mantle) atau
Sisik Silikat (Astenosfer)
· Lapisan ini
memiliki ketebalan kira-kira 1.200 km dan memiliki berat jenis 3,4–4 gram/cm3.
· Kerak Bumi dan
selubung Bumi ini merupakan lapisan litosfer.
c) Lapisan antara atau Chalkosfera
· Lapisan ini
sebagian besar merupakan sisik oksida dan sulfida.
d) Inti Besi-Nikel atau Barisfera (Core)
· Barisfer adalah
lapisan inti bumi yang merupakan bagian bumi paling dalam tersusun atas lapisan
Nife (Niccolum atau nikel dan ferrum atau besi).
· Lapisan ini
dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu :
1) Inti Luar (Outer
Core) adalah inti bumi yang ada di bagian luar. Tebal lapisan
mencapai 2.200 km, tersusun dari besi dan nikel yang bersifat cair,
kental, dan panas yang berpijar dengan suhu sekitar 3.9000
2) Inti Dalam (Inner
Core) adalah inti bumi yang ada di lapisan dalam dengan ketebalan
sekitar 2.500 km. Inti dalam tersusun atas besi dan nikel pada suhu yang sangat
tinggi, yaitu sekitar 4.800° C, akan tetapi tetap dalam keadaan padat dengan
densitas sekitar 10 gram/c
Tidak ada komentar:
Posting Komentar